5 Kesaktian yang Mengalahkan Monster VUCA

5 Kesaktian yang Mengalahkan Monster VUCA

Terhamparlah desa Neuron yang indah dan permai dimana penduduknya semangat mencari ilmu dan gigih dalam bekerja. Penduduknya terbiasa menjaga kerukunan dan gemar bergotong royong. Semua penduduk memanfaatkan kesuburan tanahnya sehingga tercipta kesejahteraan dan kekayaan yang berlimpah ruah.

Dalam kedamaian dan ketentraman di desa Neuron terhembus sebuah kabar gempar adanya monster misterius yang dengan kejam senang memporakporandakan dan menghancurkan setiap desa yang mereka temui. Kabar itu menyebutkan sekelompok monster tersebut bernama VUCA, yang memiliki pasukan tak terhitung jumlahnya. VUCA, monster yang memiliki keahlian untuk berubah wujud, bertransformasi dari bentuk satu ke bentuk lain yang lebih mengerikan dan menakutkan. VUCA selalu menyerang dengan tiba-tiba, tak terprediksi yang membuat semakin fatal dampak serangan mereka. VUCA memiliki senjata rahasia yang merusak dan menghancurkan tatanan peradaban dan kehidupan di seluruh pelosok negeri yang sampai kabar itu berhembus tak satupun orang menemukan senjata penangkalnya.

Di suatu hari penduduk desa Neuron sedang beraktivitas seperti biasanya, pergi bertani, menggembala ternak, dan anak-anak bermain dengan riang gembira di halaman rumah. Tiba-tiba, langit dengan secepat kilat berubah menjadi gelap, angin bertiup kencang, keadaan itu menciptakan ketidakpastian dan kecemasan di hati segenap penduduk desa Neuron.

Benar adanya…. secara tiba-tiba muncul sekelompok pasukan berwajah seram dengan cepat merasuk desa. Inikah pasukan monster VUCA yang terkenal kejam itu? Penduduk desa dihinggapi pertanyaan itu dalam hati, menjadikan semakin muncul ketakutan dan keputusasaan di sanubari mereka. Para pasukan VUCA, dengan cepat dan tak terduga menyerang pertahanan gerbang utama dengan mudahnya, menghancurkan segala sesuatu yang ada di hadapan mereka, merobohkan bangunan dan merusak pertahanan desa. Tidak ada yang bisa menandingi kekuatan dan kekejaman pasukan VUCA yang melanda dengan senjata dan kekuatan yang tak terkalahkan.

Semua penjaga desa dan penduduk yang berada di gerbang utama pertahanan desa terdiam, terpana melihat serangan yang begitu dahsyat. Mata nanar, gigi bergemertak, lutut lunglai, penuh kebingungan dan tanpa daya serta kosong tanpa tahu harus berbuat apa.

Namun, di antara mereka, seorang penduduk bernama Busie yang dengan cepat mendeteksi ancaman, berani mengambil tindakan pertama. Dengan senjata yang dimilikinya, ia menantang pasukan VUCA yang berubah bentuk menjadi naga, menciptakan kisah baru dalam pertarungan antara kebaikan dan kegelapan. Bussie dengan cekatan menancapkan pedang di salah satu naga pasukan monster VUCA sambil berteriak berusaha menyadarkan penduduk untuk melawan.

Busie teringat bagaimana pertama kali ia datang ke desa sebagai seorang pelancong dengan langkah penuh keberanian datang untuk berdagang di desa Neuron. Pengalaman melintasi berbagai tempat telah memberikan Busie wawasan mendalam tentang dunia sehingga menjadikannya seorang pedagang ulung, ia mengenalkan berbagai barang dan ide baru kepada penduduk desa.

Kehadiran Busie membawa angin segar bagi penduduknya yang selalu bersemangat mencari ilmu dan ingin maju, semangat itulah yang menyebabkan Busie mencintai desa dan penduduknya yang akhirnya ia memilih untuk menetap. Rasa cinta itulah yang menyebabkan Busie rela dan bergelora tanpa mengenal putus asa melawan monster-monster VUCA.

Sementara Busie bertarung dengan pasukan VUCA, Savie sang kepala desa dengan sigap mengevakuasi penduduk yang bisa ia selamatkan ketempat yang aman.

Tidak hanya di gerbang utama, nyatanya pasukan VUCA telah menyerang dan mengepung desa dari berbagai arah. Di waktu yang bersamaan, muncul seorang satria bernama Profie pria berkepala dingin dengan semangat juang yang membara menjadi sinar harapan bagi penduduk desa.

Begitu terdengar teriakan ketakutan penduduk dan lonceng peringatan, dengan segera dia mengambil kuda terbaik di bangsal miliknya, tak perlu Profie mencambuk kuda putih tersebut utk berlari kencang. Begitu Profie loncat dan naik ke punggungnya lalu dilanjutkan mengepakkan kaki ke badan kuda, kuda putih itu segera meloncat dan berlari dengan penuh kekuatan. Kuda putih dengan kaki jenjang dan otot kuatnya tersebut seolah-olah tahu apa yang dimau Profie, melaju cepat seperti melayang di jalan desa seolah-olah kuda putih tersebut meminjamkan Profie sayap yang tak dimilikinya. Profie telah belajar, tak perlu cambuk utk membuatnya berlari kencang karena mencambuk kuda hanya akan menyakitkan dan membahayakannya.

Dengan keahlian dan ketangkasannya dalam berkuda serta keterampilan menggunakan pedangnya Profie dengan percaya diri melawan pasukan VUCA. Profie pegang erat-erat pedang panjangnya, walau panjangnya setengah tinggi tubuhnya sama sekali tak mengganggu dia mengendalikan kuda putih tersebut. Segera Profie menemui pasukan VUCA dia layangkan sekuat tenaga pedang tajam nan kokoh itu utk merobek badan monster. Ayunan kuat pedang panjang tersebut ditambah kecepatan kuda putih dalam menerjang mampu membuatnya sekali tebas memotong tubuh pasukan VUCA. Gagah, kuat dan cepat Profie sangat terampil mengayunkan ke atas dan ke bawah pedangnya, ke kanan dan ke kiri sambil sesekali Profie menundukkan kepala dan badannya sambil menunggang di samping badan kuda. Ketrampilan dan ketangkasannya memang benar-benar membuat Profie percaya diri. Benar, hasil tak akan menghianati usaha, sebuah proses yang panjang dan berliku sampai Profie mempunyai kemampuan itu, takdir Tuhanpun seolah-olah memberikan jalan kemudahan atas usaha kerasnya. Tuhan dan alam semesta mendukung kemunculan sesosok satria yang gagah, terampil dan berani .

Profie adalah anak seorang pandai besi yang tak hanya mahir dalam seni bela diri, ia tidak pernah menyia-nyiakan waktunya, setiap pedang yang telah selesai dibuat ayahnya selalu ia mainkan, berkali – kali ia berlatih berpedang dan berkuda, berkali-kali pun ia gagal. Terluka akibat goresan pedang yang ia layangkan dan terjatuh dari kuda yang ia tunggangi. Ayah nya selalu berkata kepada Profie bahwa “tidak ada hasil yang mengkhianati proses” sehingga tidak ada kata pantang menyerah dalam diri Profie. Profie mendedikasikan hidupnya untuk terus belajar dan berkembang. Melalui berbagai latihan dan bimbingan dari ayahnya yang bijaksana, Profie mempertajam kemampuannya.

Rumor menakutkan tentang pasukan Monster VUCA yang berubah-rubah bentuk menjadi kenyataan, mereka tiba-tiba berubah menjadi naga besar garang yang menyeramkan. Penduduk semakin ketakutan, hanya satu penduduk yang terdiam tapi dahinya berkerut, dia tampak berfikir bagaimana menaklukkan naga-naga monster VUCA tersebut. “Custoe lari…!”, seru penduduk lainnya sambil mengambil barang berharga di sekitarnya dan melarikan diri menjauhi Naga tersebut. Custoe menghiraukannya, dia ditemani seekor Elang bernama Sudra, tak beranjak dari pundak Custoe.

Pasukan Naga Monster VUCA seperti kesetanan, membabat semua bangunan di depannya, mereka merusak tanpa sadar, tak terkendali. Seketika Custoe menggerakkan Sudra ke atas, Sudra terbang. Mata Sudra bagaikan kamera, memindai seluruh area yang semakin bisa dijangkau dengan tingginya dia terbang. Seketika Sudra mengepak-kepakkan sayapnya lebih sering dan cepat, berbalik arah dan kembali menuju ke Custoe. Seolah-olah tau teriakan Sudra, Custoe langsung mengeluarkan kujang uniknya dari sakunya, Sudra terbang kembali, kali ini cukup rendah. Custoe mengejar di belakangnya, kali ini mata Sudra adalah mata Custoe, tidak hanya mata tapi hati mereka memang sudah menjadi satu kesatuan. Itu dimulai ketika dahulu mereka pertama kali bertemu.

Sebagai peramu obat, seringkali Custoe masuk ke hutan-hutan mencari tanaman, bunga, akar atau daun-daunan untuk diramu dijadikan obat. Suatu ketika dia melihat Elang yang lunglai, terluka. Elang itu panik mengepak-kepakkan sayapnya ketika melihat Custoe mendekat. Curiga, merasa makhluk yang lebih besar darinya adalah monster jahat, Elang itu ingin terbang menjauhkan diri, namun gagal. Sayap terlukanya membuat tak berfungsi dan lemah utk mengangkat tubuhnya. Custoe mengeluarkan kujang uniknya untuk menjinakan dan mengobati luka elang dengan ramuannya. Setelah elang itu sembuh dan jinak, Ia beri nama Sudra. Selama ia mencari bahan ramuan obat, Sudra selalu menemaninya. Custoe merawat dan memelihara Sudra dengan lembut dan sepenuh hati, sebaliknya Sudra pun selalu melindungi Custoe dari berbagai hal yang berniat jahat padanya. Mata Elang Sudra selalu terdepan dalam antisipasi hal-hal jahat yang akan menerpa Custoe dan sekitarnya.

Dalam pengejaran tersebut Custoe dan Sudra melihat bagaimana sebagian pasukan VUCA berubah- rubah bentuk menjadi naga garang yang menyeramkan. Custoe memahami bagaimana harus menaklukan dan mengendalikan naga tersebut karena mempunyai senjata kujang unik yang mampu menjinakkannya. Custoe mengambil tindakan cepat menggiring naga-naga yang telah dijinakkannya untuk menyerang balik pasukan VUCA lainnya. Naga-naga itu dalam kendali Custoe, dia tau persis bagaimana dia menggerakkan dan mengarahkannya, Custoe tau rahasianya. Sebagian pasukan VUCA kocar kacir berantakan dan terpecah belah.

Jinaknya pasukan-pasukan naga VUCA, menyebabkan Raja VUCA murka, sehingga menurunkan pasukan utama monster VUCA yang lebih tangguh dan keji yaitu manusia setengah kuda untuk ikut menyerang. Pasukan utama tersebut menandakan raja monster VUCA akan segera turun tangan memimpin serangan.

Dan benar, Raja monster VUCA benar-benar muncul, menyemburkan api dari mulutnya sehingga banyak rumah hancur terbakar meninggalkan jejak kepiluan di tanah yang sebelumnya damai. Semua melarikan diri ketakutan, tidak ada asa dan semangat berjuang mempertahankan desa yang sebelumnya aman, tenteram, sejahtera dan berperadaban tinggi.

Seseorang bernama Amie tertegun melihat desa yang selama ini indah dan damai yang ia tinggali kini berubah, matanya berkaca-kaca termenung melihat rumah-rumah hancur terbakar menyisakan kesedihan yang sangat mendalam baginya dan penduduk desa.

Amie percaya bahwa surga sudah ada di dunia yang kita pijak, hanya saja banyak dari kita tak menyadarinya. Sejak kecil Amie suka menjelajah di seluruh sudut desa, dia menemukan banyak hal yang menurutnya ajaib dan indah. Air terjun yang cantik dengan pohon rindang di sudut serta kolam- kolam yang terbentuk alami terhiasi air berwarna biru, dia terbiasa berenang di sana. Setiap kali menuju ke surga kecil itu, seringkali dia jumpai burung-burung kecil berwarna-warni yang bersiul bernyanyi ataupun bunga-bunga wangi dengan warna cerahnya yang sedang dihinggapi kupu-kupu yang memperlihatkan kecantikan dan paduan warna yang sangat mempesona.

Amie tak rela, surga dunia yang setiap hari membuatnya bahagia dan bersyukur hancur luluh lantak. Jiwa optimis dan semangat Amie timbul karena pemikiran bahwa Tuhan menciptakan dunia dengan tujuan, dan manusialah yang menentukan apakah akan mempertahankan keindahan dunia atau membiarkannya rusak. Dengan semangat juang membara dan penuh keceriaan. Amie membangkitkan semangat penduduk desa untuk kembali berjuang melawan monster VUCA dan pasukannya. Pembawaan Amie yang menyenangkan, baik hati, dan ramah disukai penduduk sehingga memberikan dampak positif. Suara Amie menggelagar memberikan semangat kepada penduduk, dan berhasil, semangat juang penduduk muncul kembali, mereka membulatkan tekad untuk maju lagi melawan pasukan VUCA.

Sementara itu, Savie sang pemimpin desa yang tegas, dengan rela dan tulus hati, kembali ke desa setelah mengevakuasi penduduk. Dengan lantangnya, ia memberikan arahan dan semangat kepada penduduk desa untuk tetap tenang. Meskipun kepanikan melanda di seluruh penjuru desa, kehadiran dan kepemimpinan Savie membantu meredakan kecemasan. Sudah sejak lama Savie mempunyai jiwa melayani penduduk desa sepenuh hati, jalan terindah dari kehidupan adalah mensyukuri apa yang telah kita jalani setiap hari, tanpa ada penyesalan diri. Ia tak rela melihat kehancuran desa dan muncul rasa solidaritas untuk ikut berjuang bersama para kesatria lainnya. Ia berkata “Kita harus bersatu!”.

Di tengah gemuruh keputusasaan yang menghimpit, Savie mengumpulkan Busie, Custoe, Profie dan Amie, membawa mereka ke tetua desa bernama Leabuse, seorang tetua bijaksana desa. Dengan kesaktiannya yang luar biasa, meramu kekuatan mereka dalam sebuah pertempuran terakhir melawan VUCA.

Dengan mantra-mantra yang terucap, terciptalah sebuah kekuatan luar biasa. Bersatu sebagai satu kesatuan, kelima kesatria desa itu berfusi menjadi raksasa singa yang disebut Starlid. Dengan gabungan kekuatan yang mengagumkan, Starlid melibas serangan VUCA yang semakin mengganas. Api berkobar tanah bergetar, dan langit terasa seperti ikut bersimpati dengan nasib desa Neuron. Raja monster VUCA, yang semula merasa tak terkalahkan, kini mendapati dirinya dihadapkan pada kekuatan yang lebih besar.

Dalam pertarungan yang mendebarkan, Starlid berhasil mengalahkan VUCA dengan telak. Penduduk desa bersorak-sorai, mengelu-elukan kelima kesatria yang telah melindungi desa dengan keberanian, ketulusan, keahlian dan sikap pantang penyerah. Mereka berjanji akan tetap bersama bahu-membahu melindungi dan membangun desa kembali agar damai, tentram, maju dan sejahtera.

Berita Rekomendasi

Neuron Techno Day 2024 | Strategies or Implementing Comprehensive Security in Corporate Environments

24/06/2024

Neuron Techno Day 2024 | Strategies or Implementing Comprehensive Security in Corporate Environments

PT Neuronworks Indonesia kembali menyelenggarakan event tahunan Neuron Techno Day dengan tema “Strategies for Implementing Comprehensive Security in Corporate Environments” pada hari Rabu, 08 Mei 2024. Event tersebut diadakan di El Cavana Hotel Bandung. Jawa…

Lihat
Program Qurban Neuronworks Indonesia 2024

03/09/2024

Program Qurban Neuronworks Indonesia 2024

Bandung, 24 Juni 2024, PT Neuronworks Indonesia melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) menyalurkan bantuan dana hewan kurban untuk dibagikan kepada 8 orang anggota penerima manfaat di PT Neuronworks Indonesia.…

Lihat
5 Kesaktian yang Mengalahkan Monster VUCA

12/11/2024

5 Kesaktian yang Mengalahkan Monster VUCA

Terhamparlah desa Neuron yang indah dan permai dimana penduduknya semangat mencari ilmu dan gigih dalam bekerja. Penduduknya terbiasa menjaga kerukunan dan gemar bergotong royong. Semua penduduk memanfaatkan kesuburan tanahnya sehingga…

Lihat