Strategi Tetap Dalam Memilih Metode Deployment

Strategi Tetap Dalam Memilih Metode Deployment

Metode deployment dalam Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD) berperan penting dalam memastikan bahwa perubahan kode dapat diterapkan dengan cepat, aman, dan tanpa gangguan pada pengguna akhir. Dalam dokumen ini, kita akan membahas empat metode utama deployment yang sering digunakan oleh perusahaan teknologi modern:

  1. Canary Deployment
    • Deployment bertahap untuk memitigasi risiko.
    • Mengarahkan sebagian kecil traffic ke versi baru sebelum penerapan penuh.
  2. Blue-Green Deployment
    • Menggunakan dua lingkungan identik untuk mencegah downtime.
    • Memungkinkan rollback instan dengan pengalihan traffic.
  3. A/B Testing Deployment
    • Memungkinkan eksperimen berbasis data dengan pengguna nyata.
    • Cocok untuk pengujian UX/UI dan performa.
  4. Big Bang Deployment
    • Semua perubahan diterapkan sekaligus dalam satu waktu.
    • Tidak ada rollback bertahap, sehingga berisiko tinggi jika terjadi kesalahan.
    • Cocok untuk sistem yang tidak dapat diperbarui secara bertahap, seperti peluncuran produk besar atau pembaruan sistem kritis.

Setiap metode memiliki kelebihan, tantangan, dan kasus penggunaan yang berbeda. Dokumen ini akan menjelaskan teori, implementasi teknis dalam CI/CD pipeline, serta studi kasus dan daftar pustaka referensi untuk pemahaman yang lebih mendalam.


A. Canary Deployment

1. Konsep Dasar

Canary Deployment adalah metode di mana perubahan perangkat lunak dirilis ke subset kecil pengguna terlebih dahulu sebelum diterapkan ke seluruh pengguna. Teknik ini dinamakan “canary” seperti burung kenari yang dulu digunakan di tambang batu bara untuk mendeteksi gas beracun sebelum manusia masuk.

Tujuan:

  • Mengurangi risiko kegagalan deployment.
  • Mendeteksi bug lebih awal dengan dampak minimal.
  • Memungkinkan rollback cepat jika terjadi masalah.

Skenario Penggunaan:

  • Update fitur baru dalam aplikasi tanpa mengganggu semua pengguna.
  • Perubahan skema database besar dengan risiko tinggi.
  • Pengujian kompatibilitas dengan infrastruktur baru.

2. Implementasi dalam CI/CD

Teknologi yang Dibutuhkan:

  • Orkestrasi: Kubernetes, Docker Swarm
  • Service Mesh: Istio, Linkerd
  • Monitoring: Prometheus, Grafana
  • CI/CD: Jenkins, GitHub Actions, GitLab CI/CD

Langkah-langkah Implementasi:

  • Deploy versi baru dengan traffic kecil
  • Gunakan Istio untuk mengatur traffic
  • Pastikan error rate tetap rendah sebelum meningkatkan traffic.
  • Jika stabil, tingkatkan persentase traffic ke versi baru hingga 100%.
  • Jika gagal, rollback ke versi lama.

B. Blue-Green Deployment

1. Konsep Dasar

Blue-Green Deployment adalah strategi di mana dua lingkungan produksi identik (disebut “Blue” dan “Green”) digunakan secara bergantian. Satu lingkungan aktif melayani lalu lintas produksi, sementara yang lain digunakan untuk pengujian versi baru. Setelah versi baru diuji dan siap, lalu lintas dialihkan ke lingkungan yang baru.

Tujuan:

  • Menghindari downtime saat deployment.
  • Memungkinkan rollback instan jika terjadi kesalahan.

Skenario Penggunaan:

  • Saat ingin melakukan upgrade tanpa downtime.
  • Saat membutuhkan rollback instan jika terjadi masalah.
  • Saat ingin menguji fitur baru tanpa mengganggu produksi utama.

2. Implementasi dalam CI/CD

Teknologi yang Dibutuhkan:

  • CI/CD: Jenkins, GitHub Actions, GitLab CI/CD
  • Orkestrasi: Kubernetes, Docker
  • Monitoring: Prometheus, Grafana

Langkah-langkah Implementasi:

  1. Jalankan dua lingkungan: Blue (lama) dan Green (baru).
  2. Deploy versi baru di Green.
  3. Uji aplikasi di Green.
  4. Jika sukses, arahkan traffic dari Blue ke Green.
  5. Matikan Blue jika Green stabil.

C. A/B Testing

1. Konsep Dasar

A/B Testing Deployment memungkinkan pengguna diuji dengan dua atau lebih versi aplikasi yang berbeda. Traffic dibagi secara dinamis untuk mengevaluasi performa.

Skenario Penggunaan

  • Saat ingin menguji UI/UX baru tanpa mengganti seluruh aplikasi.
  • Saat ingin menganalisis konversi antara dua versi aplikasi.
  • Saat ingin mengoptimalkan performa berdasarkan data pengguna nyata.

2. Implementasi dalam CI/CD

  • Jenkins: Mengatur pipeline yang mendukung deployment beberapa varian aplikasi dan pengumpulan metrik performa.
  • GitHub Actions: Membuat workflow yang mengelola deployment varian aplikasi dan integrasi dengan alat analitik untuk pengumpulan data.
  • GitLab CI/CD: Mengonfigurasi pipeline untuk mendukung deployment beberapa varian dan pengumpulan metrik pengguna.
  • ArgoCD: Menggunakan Argo Rollouts untuk mengelola deployment beberapa varian dengan fitur analitik terintegrasi.
  • Kubernetes: Menggunakan Deployment dan Service dengan label selektor untuk mengarahkan lalu lintas ke varian aplikasi yang berbeda.

Contoh menggunakan Kubernetes & GitHub Actions

Langkah-langkah:

  1. Deploy dua atau lebih versi aplikasi.
  2. Gunakan Istio atau Nginx untuk membagi traffic berdasarkan user segment.
  3. Monitor metrik dan hasil A/B test.
  4. Pilih versi dengan performa terbaik.

3. Kelebihan & Kekurangan

Kelebihan

  • Dapat menguji perubahan pada subset pengguna tanpa risiko besar.
  • Memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data.
  • Tidak perlu rollback, cukup arahkan traffic ke versi yang lebih baik.

Kekurangan

  • Membutuhkan alat tambahan untuk tracking & analitik.
  • Bisa menyebabkan inkonsistensi pengalaman pengguna.

D. Big Bang Deployment

1. Konsep Dasar

Big Bang Deployment adalah metode di mana semua perubahan perangkat lunak diterapkan secara langsung ke seluruh pengguna dalam satu waktu, tanpa tahapan bertahap atau lingkungan paralel. Dalam pendekatan ini, tidak ada rollback bertahap, sehingga jika terjadi kegagalan, sistem harus segera diperbaiki atau rollback secara manual.

Tujuan:

  • Menerapkan perubahan besar sekaligus tanpa tahapan bertahap.
  • Menghindari infrastruktur tambahan seperti lingkungan paralel atau pengalihan traffic bertahap.
  • Meningkatkan efisiensi deployment dengan menerapkan semua fitur dalam satu waktu.

Skenario Penggunaan:

  • Saat meluncurkan produk baru yang belum memiliki pengguna.
  • Saat melakukan migrasi besar-besaran tanpa opsi untuk mempertahankan versi lama.
  • Ketika sistem tidak terlalu kompleks, sehingga risiko kegagalan bisa dikontrol dengan baik.
  • Jika tim teknis dapat menangani bug dengan cepat, sehingga downtime dapat diminimalisir.

2. Implementasi dalam CI/CD

Teknologi yang Dibutuhkan

  • CI/CD Tools: Jenkins, GitHub Actions, GitLab CI/CD, Azure DevOps.
  • Infrastructure Management: Kubernetes, Docker, Ansible, Terraform.
  • Monitoring & Recovery: Prometheus, Grafana, ELK Stack untuk log monitoring.

Langkah-langkah Implementasi

  1. Bangun aplikasi baru dengan versi terbaru
  2. Deploy aplikasi ke server atau cluster
  3. Pastikan tidak ada lingkungan lama, karena semua langsung diganti
  4. Pantau error logs untuk deteksi cepat
  5. Jika terjadi kegagalan, rollback dilakukan dengan re-deploy versi lama

3. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:

  • Cepat dan sederhana, karena semua fitur langsung diterapkan.
  • Tidak perlu infrastruktur tambahan, seperti service mesh atau load balancer untuk pengalihan traffic.
  • Cocok untuk produk baru, karena tidak ada risiko mengganggu pengguna lama.

Kekurangan:

  • Risiko sangat tinggi, karena jika ada bug besar, seluruh pengguna terdampak.
  • Tidak ada rollback otomatis, jika terjadi error, tim harus memperbaikinya secara manual.
  • Berpotensi menyebabkan downtime, terutama jika migrasi data atau perubahan skema besar.

Setiap metode memiliki kelebihan dan karakteristik masing-masing. Perencanaan yang tepat dan cermat menjadi salah satu kunci keberhasilan. Neuron hadir sebagai enterprise solution yang telah berpengalaman lebih dari 16 tahun sebagai mitra BUMN dan perusahaan lainnya baik skala nasional maupun internasional yang membantu perusahaan dalam:

✅ Pemilihan strategi deployment yang tepat sesuai dengan skala bisnis dan kebutuhan operasional.
✅ Automated deployment & monitoring untuk meningkatkan efisiensi.
✅ Integrasi yang seamless dengan infrastruktur yang sudah ada, memastikan kelancaran operasional.
✅ Support & maintenance berkelanjutan untuk menjaga performa sistem tetap optimal.

Sebagai Experienced Enterprise Solution, PT Neuronworks Indonesia siap menjadi mitra transformasi digital bisnis Anda

Berita Rekomendasi

Apa itu Beanstalkd?

12/11/2024

Apa itu Beanstalkd?

Beanstalkd merupakan solusi antrian kerja (work queue) yang dirancang untuk mengelola workflow serta task antara bagian-bagian dan pekerja (workers) dalam implementasi aplikasi. Sebagai tool berbasis protokol TCP, menawarkan pendekatan sederhana…

Lihat
Seperti Apa Kolaborasi yang Sukses Itu?

11/11/2024

Seperti Apa Kolaborasi yang Sukses Itu?

Kolaborasi tim sangat penting dalam pengembangan software (Produk). Ini membantu mengurangi kesalahpahaman tentang ruang lingkup proyek dan menghemat sumber daya. Apasih dampaknya jika kolaborasi tidak berjalan dengan baik? kurangnya kolaborasi…

Lihat
6 Tugas Wajib HRD

11/11/2024

6 Tugas Wajib HRD

Human Resource Development merupakan bagian sentral dalam perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya manusia (SDM) atau karyawan, mulai dari perencanaan SDM, rekrutmen, orientasi, pengembangan, penentuan gaji atau kompensasi,…

Lihat